Anak Dengan Disabilitas Pendengaran

  1. Disabilitas pendengaran adalah adalah kondisi seseorang yang mengalami sulit mendengar, tidak dapat mendengar sebagian bunyi atau suara atau tidak bisa mendengar sama sekali. Anak yang tidak bisa mendengar sama sekali kebanyakan sudah diketahui oleh dokter dan orangtua dari anak sejak bayi. Masa usia dini adalah masa tumbuh-asuh “kemampuan kognisi bunyi” dengan mendengarkan berbagai macam suara.
  1. Perilaku yang sering dilakukan anak dengan kesulitan mendengar (perilaku yang bisa ditemui dari observasi kegiatan)
    1. Sering mengeraskan volume TV.
    2. Ada saat menengok dan tidak menengok ketika mendengar
    3. Suasana hati mudah berubah sehingga kadang marah atau menangis, tanpa penyebab yang jelas.
    4. Sering bersikap keras kepala.

Jika Anda menemukan perilaku di atas, mintalah kepada orangtua untuk memeriksakan sang anak ke rumah sakit atau Puskesmas. Jika tidak ada masalah pada pendengaran, carilah penyebab lainnya.

(Mungkin ada juga tes pendengaran yang belum dapat mendeteksi kondisi pada waktu anak masih kecil)

  1. Alat Bantu Dengar (ABD)

Masa usia dini adalah masa yang penting tumbuh kembang kemampuan pendengaran. Jika anak dibiarkan tetap dalam kondisi sulit mendengar, maka ada kemungkinan ia semakin kehilangan kemampuan pendengarannya.

 

Apabila berdasarkan diagnosa, dokter meresepkan alat bantu dengar (ABD), maka alat ini akan mendorong pertumbuhan “kemampuan intelektual dalam membedakan bunyi” , “kemampuan menikmat komunikasi dengan orang lain”, “kemampuan hidup dalam menikmati suara”.

 

Ada anak yang kadang-kadang membenci ABD saat kecil. Mari lakukan kegiatan yang menyenangkan supaya dia terbiasa sedikit demi sedikit. Misalnya, saat menonton TV, saat menyanyikan lagu untuknya, saat makan yang menyenangkan, dan mari berikan dorongan dengan lembut, “Pakai ABD ya”. Mari biasakan anak memakai ABD sekalipun makan waktu.

Dapat juga mengamati perilaku anak dengan merujuk pada Tabel Kemampuan Pendengaran.  Akan tetapi, yang bisa menegakkan diagnose adalah dokter. Mari Bapak Ibu guru, jangan tergesa-gesa memberi label, sehingga menambah kekhawatiran orangtua.

Gambar Tabel Kemampuan Pendengaran

pic3

  1. Penyakit Telinga yang sering dialami pada masa kanak-kanak

Melalui “observasi perilaku” penyakit yang perlu dikenali segera adalah “radang telinga tengah (secretory otitis media)”. Penumpukan cairan di telinga tengah menyebabkan anak sulit mendengar. Otitis media akut akan terasa sakit. Maka sesegera mungkin antar ke rumah sakit jika anak menangis. Sedangkan otitis media sekretorik itu tidak menimbulkan rasa sakit. Ada banyak kasus terlambat diketahui dan ditangani karena anak tidak tampak kesakitan.

 

Pada mulanya, kesulitan pendengaran relatif ringan, bila terlambat diketahui, adakalanya tingkat kesulitan mendengar ringan menjadi menengah. Orangtua dan guru, mari sadari jika anak menjadi tidak tenang, emosi tidak stabil/ rewel (menangis, marah), dsb berbeda dengan biasanya.

Selain itu, sama halnya dengan anak yang memiliki gejala masuk angin seperti ingus sering keluar. Ketika melihat semua ini, langkah pertama adalah membawa anak kepada THT.

Apabila diagnosa dokter bukan “radang selaput tengah”, dan tidak ada masalah pada “pendengaran”, sementara perilakunya berbeda dengan anak lain, maka perlu mencari penyebab lain.

  1. Hal yang perlu diperhatikan di kelas

Apabila dokter mendiagnosa “sulit mendengar”, maka penting bagi guru untuk mengetahui hal-hal berikut:

  1. Mendapatkan informasi tentang kemampuan pendengaran anak dari walimurid atau dokter. (sebaiknya seberapa volume suara saat berbicara)
  2. Berbicara dengan “volume & jenis suara” yang sesuai kemampuan pendengaran anak
  3. Menyampaikan dengan informasi visual atau memperlihatkan benda konkrit seperti bahasa isyarat, bahasa tubuh, gambar.
  4. Berhati-hati dengan perubahan pada anak, mengamati baik-baik perilaku anak dari kesehariannya, dan berbagi informasi dengan orangtua/walimurid.
  5. Memperhatikan ketenangan kelas, supaya suara keras anak-anak tidak menjadikan kelas penuh dengan suara berisik. (Di dalam kelas yang banyak bunyi, dan bunyi keras, indera pendengaran anak-anak sulit berkembang).
  6. Guru setiap hari berhati-hati dengan menyesuaikan volume dan jenis suara yang tepat.
  1. Sekolah Khusus untuk membantu pendengaran anak

Sekolah Khusus untuk Membantu Pendengaran mengajarkan bahasa isyarat, cara berbicara dengan mulut, dan belakangan ini menggunakan gawai IT untuk mendorong komunikasi, kemampuan hidup, membentuk kemampuan belajar, berusaha untuk pendidikan manusia secara utuh. Setelah SD Kelas 4 , anak-anak sesuai usia mereka untuk mulai belajar tentang diri mereka sendiri. Anak-anak mulai belajar tentang apa yang bisa mereka lakukan dan apa yang tidak bisa mereka lakukan. Juga, untuk mencapainya, anak perlu belajar jenis dukungan apa yang diperlukan. Butuh waktu untuk belajar tentang dirinya sendiri. Orang tua dan guru adalah pendukung bagi anak-anak untuk belajar tentang diri mereka sendiri untuk tinggal di dalam masyarakat mereka.