Anak Dengan Gangguan Spektrum Austims

(AUTISMA / ASD)  (ASD: AUTISM SPECTRUM DISORDER)

Penyebab AUTISMA  adalah  karena fungsi otak tidak sama dengan orang pada umumnya (DSM-5, ICD-11)

  1. Ciri-ciri AUTISMA (ASD):

  • Mengalami kesulitan menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain dalam lingkungan sosial.
  • Mengalami kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan orang lain, menerjemahkan arti sebuah kata secara harafiah (di permukaan saja).
  • Ada pola perilkaku yang diulang-ulangi atau bersifat emosional

Selain itu, ciri lain adalah mengalami kesulitan mengolah informasi indera (sensitif, tidak peka), mengalami kesulitan dalam hal mengharmoniskan gerakan, dll.

Seperti terlihat pada bagan di bawah ini, setiap anak dengan AUTISMA berbeda satu dengan lainnya.

pic7

Bak warna pelangi, setiap warna terdiri dari gradasi warna muda hingga warna tua, yang tak terhingga jumlahnya. Demikian pula derajat ciri AUTISMA, mulai dari derajat yang samar-samar, hingga derajat yang kental. Mari kita lihat Bagan sebagai rujukan. Ada “AUTISMA  tanpa disabilitas intelektual”,  ada pula “AUTISMA dengan  disabilitas intelektual”. Ada orang yang berpikir bawah semua orang dengan AUTISMA juga memiliki disabilitas intelektual, hal ini tidak benar. Derajat AUTISMA tiap orang tidak sama, mulai dari derajat ringan sampai derajat berat.

Ciri khas seorang anak dibentuk oleh kombinasi fungsi yang majemuk dan ciri lainnya. Bahkan, jenis dan jumlah pengalaman yang ditemui selama tumbuh kembangnya juga akan mempengaruhi ciri khas “orang”. “Satu sama lain berbeda”, kemudian “berbeda itu baik” artinya, hal yang terpenting adalah kita dapat memahami dan menerimanya.

Yang mengalami kesulitan adalah anak. Jadilah orang yang memahami kelebihan anak.Pahami, terima, dan cintailah mereka sebagai seorang anak, dengan segala kelebihan, kekurangan, dan minatnya.

pic8

Bu guru mengatakan bahwa aku adalah: “Masalah!”

Bu guru mengatakan, “Ibu tidak tahu bagaimana cara menghadapimu?”, “Ibu habis akal..”

Tetapi.. sebenarnya… tidak ada satu pun cara bergaul mereka yang cocok denganku…. 

Yang mengalami kesulitan hanyalah aku….. Tak seorangpun memahami diriku…

pic9

  1. Penyebab dan Penanggulangan Perilaku Anak dengan Autisma

Mengapa dia mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain?

Menurut hasil penelitian orang-orang dengan ASD ingin berkomunikasi dengan orang lain.

  • Orang dengan autisma terampil dalam memahami informasi yang terlihat olehnya (kasat mata). (Informasi yang terlihat olehnya akan tersimpan dalam ingatan).
  • Oleh karena bahasa lisan (bunyi) akan segera terhapus dari ingatan, maka sulit baginya untuk mengolah informasi.
  • Tidak pintar dalam memahami hal-hal yang tidak kasat mata, seperti perasaan orang, aturan, dll.
  • Terampil dalam memahami arti kata secara harafiah. Dengan kata lain, sulit memahami ungkapan tidak langsung, yang makna dan kata tidak serjalan, misalnya sindiran, dll.

Penanganan

Bukan hanya untuk anak dengan autisma, cara ini juga cocok untuk anak yang memiliki disabilitas intelektual.

  • Untuk anak yang pintar memahami hal yang kasat mata, mari lakukan komunikasi dengan cara di bawah ini.
  • Mari sampaikan dengan menggunakan benda konkrit, gambar, foto, lambang/simbopic10l. (Gunakan bahasa yang mudah. Gunakan kata tunggal, atau kalimat yang mengandung hanya 2 – 3
  • Mari sampaikan dengan menggunakan bahasa tubuh, tanda, atau contoh perbuatan. Gunakan kata tunggal, atau kalimat yang mengandung hanya 2-3
  • Tunjukkan kegiatan yang ada aturannya dan hal yang dilakukan oleh temannya berkali-kali, dan jika sekiranya ia mulai memahami kegiatan tersebut, mari ajak ia terlibat.

 

  • Jika berhadapan dengan anak dengan austima yang dapat mengerti bahasa dan berbicara, lakukan komunikasi dengan cara ini.
  • Gunakan kata-kata dalam jumlah yang dapat dipahami oleh anak. (Jangan gunakan banyak kata dalam satu waktu).
  • Jangan menyampaikan informasi lisan untuk benda yang bersifat abstrak, untuk benda yang tidak ada di hadapan anak (tidak terlihat)
  • Sertakan bahasa dengan benda yang dilihat oleh anak.
  • Untuk anak yang mengalami kesulitan dalam berekspersi menggunakan kata:
  • Pada waktu mengajarkan bahasa isyarat, mari tunjukkan dan gunakan situasi yang sesungguhnya dalam kehidupan di TK.pic11

(Anggukan untuk Ya/Tidak, menunjuk dengan jari (permintaan), ingin pergi keluar, minta, ingin minum, ingin makan, dsb).

  • Untuk anak yang memiliki minat terhadap dan dapat mengerti huruf:

Sampaikan informasi dengan menunjukkan kartu bergambar yang ada tulisan, sertakan juga bahasa yang sederhana.

  • Di antara anak dengan autisma, ada anak yang memiliki minat terhadap tulisan sejak usia dini.

Hal yang perlu diperhatikan:

  • Bicaralah setelah berhasil menarik perhatian anak dengan lemah-lembut (tunjukkan isyarat atau benda).
  • Sampaikan menggunakan bahasa/kata yang pendek dan sederhana. Contoh: keluar kelas, pergi ke WC, makan nasi.
  • Bicaralah dengan volume suara yang kecil, yang hanya terdengar oleh sang anak. (Suara keras adalah hal terlarang)
  • Mari orang dewasa, terus selaraskan diri dengan anak; mari introspeksi apakah cara yang kita gunakan untuk menyampaikan sesuau sudah sesuai dengan kondisi anak.

Mengapa dia mengalami kesulitan melakukan kontak mata?

  • Menurut laporan penelitian autisma, hipersensivitas indera atau hiposensitivitas indera, kesulitan mengharmoniskan gerakan, konsentrasi berlebihan diperkirakan sebagai penyebabnya.
  • Rasa tidak aman apabila jarak dengan orang lain terlalu dekat karena hipersensivitas indera.
  • Karena dia kesulitan merasakan “indera motorik”, maka dia mengalami kesulitan dalam hal “fungsi mengatur gerakan bola mata” (Peripheral vision) .
  • Perhatian terlalu tercurah pada suatu hal, sehingga tidak dapat memperhatikan panggilan dari orang lain.

 

※ Selain hal-hal di atas, ada juga keadaan karena penyebab yang majemuk, tidak dapat ditentukan oleh suatu penyebab secara spesifik.

  • Pada waktu ia sedang melakukan permainan yang menyenangkan dengan guru yang dipercaya, ia dapat melakukan kontak mata.
  • Seiring dengan tumbuh kembang, kesempatan untuk kontak mata akan bertambah.
  • Ada orang yang sulit menjadi sama dengan orang pada umumnya.

Hal yang paling penting adalah tidak menuntut kontak mata.

Penanganan

  • Memahami dan menerima sepenuhnya bahwa anak dengan autism memiliki ciri sulit melakukan kontak mata à hal yang penting adalah tidak mengambil hati.
  • Mari pahami hal yang yang ia sukai dan terampil ia lakukan, perbanyak hal yang dapat dicapainya dengan menggunakan kegiatan yang menyenangkan.

Seiring dengan pertumbuhan dan bertambahnya pengalaman akan suatu pencapaian, adakalanya rasa gelisahnya akan berkurang.

Mengapa ia mengulangi tindakan yang sama?

  • Jika ia merasa “aman”, “berhasil” dalam suatu kegiatan, maka ia cenderung mengulang-ulang kegiatan tersebut untuk mendapatkan rasa aman.
  • Sensitivitas indera yang berlebihan atau ketidakpekaan merupakan penyebab anak melambaikan tangan, meloncat, berputar, dan perilaku lain secara berulang. Menurut penelitian, perilaku sepert ini menenangkan/mendatangkan rasa aman bagi mereka.

Semua suka = “Perilaku yang disukai secara khusus”

Penanganan

  • Mengingat suatu perilaku dilakukan secara berulang tanpa disadari untuk memperoleh rasa aman, maka jika tindakan tersebut dihentikan, ada kalanya malah menjadi penyebab timbulnya panik. Jika tindakan tersebut tidak mendatangkan bahaya bagi yang bersangkutan dan sekitarnya, maka tidak perlu menghentikan perilaku tersebut secara paksa.
  • Adakalanya kita dapat menghentikan perilaku berulang dengan mengajak anak melakukan kegiatan yang diminati, melakukan kegiatan lain, maka kegiatan yang ia sukai secara khusus akan berhenti dengan sendirinya; hal ini sebagai ganti “(menyuruh) menghentikan perbuatan”nya.

Jika melakukan kegiatan yang menarik minatnya, maka “perilaku yang disukai secara khusus” akan jarang timbul.

  • Seiring dengan tumbuh kembang dan bertambahnya pengalaman akan rasa pencapaian dan kegiatan yang menyenangkan, maka minat anak akan meluas, dan sering terjadi bahwa “perilaku yang disukai secara khusus” akan semakin berkurang.

Semua anak memiliki “perilaku yang disukai secara khusus” pada derajat yang berbeda. Jangan menargetkan level “0” untuk “perilaku yang disukai secara khusus”.

Mengapa ia  panik?

Mengapa ada tempat yang tidak disukainya?

Panik adalah suatu kondisi puncak tidak terkontrolnya rasa “tidak aman” atau “takut” yang timbul dari berbagai penyebab.

  • Menjadi gelisah karena diajak melakukan kegiatan, sementara ia belum memahami hal yang disampaikan oleh guru.
  • Mudah gelisah karena menyadari perubahan sekecil apapun pada lingkungannya. (suhu, cahaya, bunyi, tempat yang tidak disukai, orang).
  • Ada kalanya penolakan terhadap suatu tempat, hal, orang, bunyi timbul karena ia teringat akan pengalaman lampau yang menggelisahkan/tidak disukai.

Penanganan

  • Menjaga sikon dan tempat yang menjamin rasa aman yang bersangkutan dan sekelilingnya, hindari penggunaan bahasa dan cara berinteraksi yang berlebihan. (Cara berinteraksi yang berlebihan seperti marah dengan suara keras akan meningkatkan rasa takut dan khawatir sang anak).
  • Berinteraksi dengan cara yang tenang. Orang yang dipercaya meluangkan waktu hingga anak paham bahwa “hal ini aman”.
  • Orang yang memberi rasa aman : adalah hal penting untuk membangun rasa aman dari hari ke hari dalam hubungan saling percaya dengan guru sebagai sosok yang dapat menenangkan. Oleh karena itu, sekalipun ia merasa gelisah, namun jika bersama-sama dengan guru, ia tahu akan dapat mengatasinya.
  • Supaya dapat merasa aman, siapkan barang/mainan kesukaannya. Adakalanya rasa gelisah akan berkurang jika ia pergi ke tempat yang tenang seorang diri.
  • Mari kita hindari pergi atau mendekat dengan benda atau tempat yang dapat menimbulkan rasa tidak aman, selama tidak diperlukan betul.

Mengapa ada jenis makanan, bunyi, benda, pakaian, tempat, dan lain lain yang tidak disukainya?

  • Ada yang terjadi pada seluruh indera–indera pendengaran, indera penglihatan, indera penciuman, indera pengecap, indera sentuhan–, ada juga yang terjadi pada salah satu indera.
  • Derajatnya pun berbeda-beda menurut masing-masing anak.
  • Ada anak yang memiliki kepekaan yang berlebihan atau ketidakpekaan dalam fungsi pengolahan informasi indera.
  • Contoh Pengolahan Indera
  • Hipersensitivitas Indera Penglihatan : menutup mata, tidak menutup mata, suka melihat dengan mengerling. (Contoh: gelisah apabila tidak memiliki benda dengan warna tertentu, tidak menyentu benda atau warna tertentu, suka benda yang berkilauan (kelap-kelip), menghindari cahaya).

(※ ada orang yang efektif dengan memakai kacamata hitam, tetapi bukan berarti sesuai untuk semua orang dengan autis.)

  1. Hipersensitivitas Pendengaran: menutup telinga, tidak suka bunyi tertentu (menjadi marah), terus menempelkan telinga pada benda yang mengeluarkan bunyi, dll. Contoh: suara tangis banyi, bunyi speaker, bunyi klakson mobil, dll.

(※ Mungkin sulit untuk membeli di Indonesia, sekarang ada perangkat khusus yang mirip dengan earphone. Itu dapat mengurangi kebisingan terutama untuk orang dengan autisme. Ada juga anak-anak yang cukup efektif menggunakan penyumbat telinga / penutup telinga).

  • Indera penciuman: mencium bau apapun, tidak suka pergi ke tempat tertentu (rasa mual/mau muntah), merasa tenang di tempat tertentu.
  • Hipersensitivitas indera pengecapan : ada kecenderungan pemilihan jenis makanan, memasukkan barang yang bukan makanan ke dalam mulut, hanya makan makanan tertentu.pic12
  • Hipersensitivitas Indera Peraba: tidak suka bersentuhan badan dengan orang lain (boleh jika diminta oleh yang bersangkutan), suka menggunakan pakaian yang sama, tidak suka jenis pakaian tertentu, tidak mengenakan topi (biasanya mengenakan).

Penanganan

Masalah indera menimbulkan kegelisahan dan kemarahan. Yang mengalami kesulitan adalah anak. Pahami hal ini, terima, dan dengan rasa gembira, mari perlahan-lahan memberikan anak pengalaman yang lebih banyak, dan sediakan waktu untuk mengatasi masalah ini bersama.

Perbaikan dalam waktu singkat (membimbing dengan paksaan) akan membawa efek yang berlawanan. Hal yang paling penting adalah mendapatkan pendidikan yang tepat, dan disesuaikan dengan masa tumbuh kembang anak, oleh guru sebagai orang yang memahami dengan baik.

 

pic13

Mengapa anak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas motorik?

  • Oleh karena fungsi otak berbeda, maka ia butuh waktu untuk mengembangkan sensitivitaspic14
  • Tidak terampil melakukan olahraga yang menuntut kegesitan dan gerakan yang harmonis, baik dalam olahraga yang menggunakan seluruh tubuh, maupun yang menggunakan tangan.

(Ada anak yang tidak suka permainan olahraga, menari, kegiatan seni, menggambar, menulis huruf, dll. Namun, ada banyak perbedaan kesulitannya, jadi tidak semua anak demikian.)

pic15Penanganan

  • Agar anak-anak membangun kepercayaan diri mereka, mengumpulkan pengalaman pencapaian yang baik adalah cara yang ter Guru dapat mengajak anak-anak ke kegiatan tempat bermain.

pic16

  • Apabila rasa percaya dirinya telah muncul, mari kita tingkat tantangan dengan mencoba sedikit demi sedikit hal yang tidak terampil ia lakukan. (Memaksa adalah hal terlarang).pic17pic18pic19Banyaknya langkah kecil akan memperbanyakjumlah “Kamu bisa!”. Kemudian, bagikan juga  “keberhasilan kecil” kepada orangtua.
  • Mari kita utamakan pengalaman berhasil “Kamu bisa ya!” dengan langkah kecil, mulai dari kegiatan yang sederhana.