Kurikulum Buku Cerita (Storybook Curriculum)

Kurikulum Buku Cerita :

Menjadi Dasar Kemampuan Literasi Selanjutnya

foto1

Cerita yang baik adalah nutrisi yang baik untuk hati anak. Ketika orang tua bercerita dengan baik, maka cerita tersebut akan menjadi memori yang baik dan tersimpan sangat lama.

Pada anak usia dini kemampuan berbahasa akan berkembang melalui mendengarkan. Mendengarkan cerita yang baik dari pembaca cerita yang baik akan membuat literasi anak lebih baik pula (literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga memahami informasi, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berfikir kritis).

Manfaat membacakan buku cerita untuk anak-anak :

  1. Memperkaya bahasa anak (kosakata)
  2. Mengembangkan daya imajinasi & kreatifitas
  3. Memperluas wawasan dan memberikan pengalaman

Keterampilan guru membaca cerita :

  1. Guru menarik perhatian anak, dengan nyanyian bertujuan membuat emosi anak stabil (anak tenang)
  2. Guru menginformasikan akan mulai membaca cerita
  3. Mengatur jarak antara guru dan anak, sehingga semua anak dapat melihat buku dengan jelas
  4. Postur guru harus stabil, guru bisa duduk dikursi / berdiri, sesuai dengan kondisi
  5. Memegang buku pada sisi kiri atau kanan tubuh
  6. Perlihatkan halaman depan, bacalah judul buku dan nama pengarang
  7. Mulailah membaca cerita (jangan bertanya warna, berapa, nama karakter)
  8. Membaca dengan santai, tidak tergesa-gesa, jelas, dan ekspresi yang tepat
  9. Menyesuaikan suara dengan suasana cerita
  10. Guru memperhatikan volume, tekanan dan suara yang sesuai

Sebaiknya, guru praktik terlebih dahulu sebelum membacakan buku cerita ke anak.

Pesan penting yang perlu diperhatikan :

  1. Buku cerita bukanlah buku pelajaran. Jangan mengajarkan bagaimana membaca dan menulis menggunakan buku cerita.
  2. Beberapa anak terlihat seperti mereka membaca buku sendiri secara spontan. Meskipun sebenarnya mereka tidak membaca. Beberapa anak mengingat seluruh cerita dan ingin mengungkapkan cerita seperti guru bercerita. Fenomena ini dapat dilihat diseluruh dunia.
  3. Tolong jangan merubah kalimat didalam buku cerita, karena kalimat-kalimat ditulis oleh penulis profesional, tolong hormati sang penulis
  4. Ketika membaca cerita jangan berbicara subjek/topik yang berbeda.
  5. Lakukan kontak mata dengan semua anak ketika membacakan buku cerita.
  6. Ketika beberapa anak berbicara, guru harus mengingatkan dengan non-Verbal (kontak mata, isyarat, jarak)
  7. Lebih baik menanyakan perasaan anak terhadap isi cerita dan mengingat kembali isi cerita setelah guru selesai membaca cerita.
  8. Untuk anak-anak dibawah 4 tahun, pilih yang memiliki cerita pendek dan sederhana Ketika anak-anak sudah berkembang (usia 5 atau 6 tahun), mereka menjadi mampu untuk menikmati cerita yang lebih panjang
  9. Sediakan waktu 10 menit setiap hari selama satu minggu untuk bercerita.

Curriculum buku cerita bisa dikembangkan menjadi aktivitas yang menyenangkan, seperti bermain peran, seni, musik dan gerak dll.

Contoh aktivitas berdasarkan buku cerita:

foto2

  1. Bahasa & sosial

Bermain peran Beberapa anak menjadi: anak ayam, induk ayam, ayam jago, musang dan elang. Anak ayam mencari makan biji jagung. Tiba-tiba musang akan menerkam dan induk ayam melindungi. Kemudian elang juga ingin menerkam anak ayam, ayam jago dan induk ayam segera melindungi anak-anaknya.

  1. Seni

Membuat anak ayam dari berbagai cap dengan pewarna makanan.

  1. Motorik (musik & gerakan)

Bermain dengan organdy. Anak ayam menyeberangi sungai kecil (organdi sebagai sungai).

Ini hanyalah contoh, masih banyak kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan, dan semua berkorelasi antar satu aktivitas dengan aktivitas yang lain. Guru harus kreatif untuk membuat anak-anak tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan.